Pantai Menanga, Desa Ballu, Raijua. Lembaga Seacrest Indonesia bersama dengan masyarakat Desa Ballu menggelar kegiatan seremoni dan pemasangan situs rehabilitasi terumbu karang buatan Artificial Patch Reef (APR) dan Pemulihan Biodiversitas Ikan Artificial Fish Apartement (AFA). Rangkaian kegiatan ini dilakukan pada 4-5 Mei 2024.
Acara seremoni dan peresmian ini dihadiri langsung oleh Bupati Sabu Raijua Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si. didampingi Sekda Sabu Raijua Septenius M. Bule Logo S.H., M.Hum., Danramil Sabu Barat, Asisten satu, Camat Raijua, Kepala Desa Ballu, dan hadir juga Perwakilan BKKPN Kupang, Rowi Kaka Mone, SP.
Dalam sambutannya Bupati Sabu Raijua juga menyampaikan bahwa kegiatan perbaikan ekosistem terumbu ini perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat tidak hanya memanfaatkan terumbu karang dan hasil laut lainnya, namun juga dapat mengetahui dan menerapkan upaya transplantasi karang untuk pelestarian terumbu karang, sehingga dapat meningkatkan situs pariwisata alam laut di Sabu Raijua. Begitu juga dengan kegiatan pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas kelompok dalam bidang perikanan kelautan yang akan diselenggarakan Seacrest Indonesia.
Seacrest Indonesia dalam hal ini merupakan sebuah lembaga lingkungan yang turut berpartisipasi aktif terhadap kelestarian dan peningkatan keanekaragaman hayati pesisir di Indonesia, yang menjadi concern kami juga untuk pemulihan kondisi terumbu karang, lamun dan mangrove, melalui program ini harapannya kami dapat menjadi contoh kelembagaan yang dapat memotivasi lembaga lokal di Sabu Raijua, tidak hanya dari sisi ekologi namun dari sisi sosial dan ekonomi juga harapannya koordinasi dan kolaborasi dapat secara aktif terbangun oleh pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa bersamaan dengan kami dan lembaga lokal lainnya, Jelas Direktur Seacrest Indonesia, Jan Ericson Wismar S.Si., M.Si.
Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Ketahanan Pangan berkelanjutan di Desa Ballu, Pulau Sabu Raijua, NTT dari GEF-SGP yang sedang dijalankan oleh Seacrest Indonesia, selain melakukan perbaikan lingkungan laut, Seacrest Indonesia juga melakukan pembentukan kelompok masyarakat yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan. Sejauh ini, kami telah melakukan pembentukan dua kelompok di Desa Ballu yaitu POKMASWAS Perikanan Desa Ballu dan Kelompok Perempuan Srikandi Ballu. POKMASWAS ini nantinya yang akan melakukan pengawasan lingkungan pesisir laut agar tidak mengalami kerusakan, sedangkan Srikandi Ballu ini akan kami bina untuk dapat mengolah hasil perikanan untuk ditingkatkan nilai jualnya. Jelas Muhammad Salauddin Ramadhan Djarod S.Si., M.Si., selaku Koordinator Pelaksana Program GEF-SGP SCI dalam sambutannya.
Kegiatan seremonial dilanjutkan dengan penyerahan miniatur APR (Artificial Patch Reef) dan AFA (Artificial Fish Apartment) dari SCI kepada pemerintah daerah setempat yang diwakili oleh Camat Raijua Djibrael Radja Kudji, S. Pd. Kemudian pemasangan simbolis modul terakhir APR dan penanaman mangrove oleh Bupati Sabu Raijua, Sekda Sabu Raijua, BKKPN Kupang Danramil Sabu Barat, Camat Raijua Kepala Desa Ballu dan SCI. Dan dilanjutkan dengan instalasi struktur APR dan AFA oleh Tim Seacrest Indonesia/ SCI, POKMASWAS Perikanan Desa Ballu dan masyarakat Desa Ballu.
Instalasi situs rehabilitasi terumbu karang melalui penerapan smart ecological design APR dan peningkatan populasi Ikan dengan penerapan Artificial Fish Apartement (AFA) telah diresmikan secara langsung oleh Bupati Sabu Raijua. Artificial Patch Reef (APR) adalah desain ekologis pintar yang merupakan introduksi substrat buatan berbahan beton modular untuk menciptakan habitat buatan terumbu karang. APR salah satu produk penelitian tim restorasi ekosistem pesisir Universitas Diponegoro (Undip) yang dirancang untuk meningkatkan tutupan karang hidup, biodiversitas karang dan biota asosiasi serta rugositas substrat dasar terumbu karang. Desain substrat beton modular dapat memudahkan dalam instalasi dan dapat dilakukan secara manual dan berbasis masyarakat.
Hasil penerapan desain ekologis pintar APR selama satu dasawarsa di perairan Laut Jawa, khususnya di Jawa Tengah ini telah berhasil menciptakan habitat baru terumbu karang yang ditandai oleh meningkatnya persen tutupan karang dan biodiversitas terumbu karang sehingga dapat diterapkan untuk pemulihan ekosistem pesisir. Tim restorasi ekosistem pesisir Undip juga telah menerapkan Artificial Fish Apartment (AFA) di perairan Laut Jawa untuk meningkatkan populasi ikan di perairan dangkal sehingga dapat meningkatkan sumberdaya ikan untuk perikanan tradisional. Untuk memperluas penerapan teknologi restorasi ekosistem pesisir ini, penerapan teknologi terumbu buatan APR dan AFA di perairan Sabu Raijua, bagian dari area segitiga terumbu karang dunia dapat memulihkan ekosistem pesisir pantai Menanga Desa Ballu, Raijua dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir setempat.
“Implementasi desain ekologis pintar restorasi ekosistem pesisir khususnya ekosistem terumbu karang dengan teknik APR dan AFA ini baru sebatas pengenalan teknologi harapannya dapat memotivasi masyarakat dan stakeholder untuk mempunyai kesadaran bersama untuk melestarikan ekosistem pesisir, kedepannya semoga teknologi ini dapat dikembangkan untuk restorasi ekosistem pesisir berbasis masyarakat di pulau-pulau kecil di Indonesia”, jelas Prof. Dr. Ir. Munasik, M.Sc. penemu (inventor) dan peneliti teknologi APR dan AFA, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.
Penulis: M. Salauddin R. D.